|
|
---|
Friday, September 18, 2009
Sms seorang kawan menggelitik saya sore ini, dia bertanya apa sih fungsi dan bagaimana sebuah transmisi close ratio bekerja. Bukan, saya tidak bermaksud mentertawakan pertanyaannya, namun yang lucu adalah dia sudah order sebuah transmisi close ratio untuk motor balapnya lebih dari sepekan lalu, hanya saja baru sekarang bertanya sesaat sebelum saya kirim paket close rasio untuk drag untuknya.
Well… di sms saya tidak bisa menjelaskan panjang lebar, tapi disini saya coba untuk memberikan pemahaman apa manfaat racing part yang teman-teman sudah order dari kami. Dan bagi yang punya motor balap tapi belum instal close ratio, hmmm… jangan terlalu lama menahan diri
Sebuah transmisi CLOSE RASIO merupakan seperangkat gigi-gigi penerus daya dimana mereka memiliki perbedaan yang kecil antar setiap nilai perbandingan terhadap tingkatan selanjutnya. Secara konsekwen, catat bahwa arti kata close adalah : berdekatan. Angka-angka perbandingan gigi rasio ada dalam rentang numerik yang lebih kecil, hingga saling mendekati satu sama lain.
Dalam konteks transmisi close rasio, sebuah perangkat transmisi yang memiliki perbedaan rentang nilai jauh antar tiap gigi disebut transmisi lebar.
Sebagai contoh, perbandingan transmisi close dengan yang standard. Ini adalah tabel transmisi 5-speed dengan transmisi standard dan transmisi yang akan dibuat lebih rapat.
Gear | Ratio (stock transmission) | Ratio (close-ratio) |
---|---|---|
1st | 3.25 | 2.60 |
2nd | 1.90 | 1.66 |
3rd | 1.20 | 1.35 |
4th | 1.00 | 1.15 |
5th | 0.80 | 1.00 |
Lihat bagaimana transmisi pada umumnya, terutama gigi terakhir (gigi 4 atau 5) menunjukkan nilai berat (biasanya bernilai dibawah 1) yang disebut nilai OVERDRIVE. Terus kenapa pabrikan membuat transmisi yang gak asik kaya gini? Tentu para insinyur memiliki maksud tertentu, yaitu gigi overdrive dipakai untuk penghematan pemakaian bahan-bakar dengan RPM relatif rendah apabila menemukan jalan yang sangat lurus dan panjang. Tipe gigi seperti ini tidak diperlukan dalam balap!
Sebagaimana tujuan mekanik balap membuat transmisi close ratio adalah, agar motor selalu berada pada gigi yang secara simultan berelasi terhadap RPM mesin saat meraih tenaga besar, lebih cepat keluar dari tikungan, mampu menjaga putaran mesin saat memasuki tikungan dengan rolling speed, atau untuk drag adalah untuk “menghabiskan” tenaga tepat sesuai panjang lintasan agar tidak terlalu banyak nafas yang mubadzir tidak digunakan. Jadi pasang close ratio berpahala dong, kan tujuannya biar gak mubadzir? hehehe… who knows?
Dengan kata lain, kerapatan dari rasio pada transmisi close didapat dari menekan kutub-kutub transmisi : Yaitu, meningkatkan rasio gigi rendah, dan merendahkan rasio gigi yang lebih tinggi.
APLIKASI
Sebuah transmisi bertipe close rasio di desain untuk membuat sebuah mesin agar tetap berada di kecepatan oprasi mesin yang relatif sempit. Sementara, rasio lebar (standard) bekerja optimal untuk mesin yang beroprasi pada kecepatan tinggi dengan sedikit pindah-pindah gear. Transmisi close ratio hanya akan ada di motor balap, kenapa? Karena dengan torsi yang meningkat drastis, alangkah baiknya jika lontaran itu disalurkan menjadi secara efisien pada roda, sehingga motor terlempar bukan terangkat
Balapan adalah keahlian mengendarai pada kecepatan tinggi, mendekati kecepatan puncak yang mampu diraih oleh tenaga mesin motor kita. Kecepatan harsu dikurangi apabila memasuki tikungan pada beberapa model kurva. Dengan rentang kecepatan pada lomba / sirkuit tertentu, mungkin akan sangat berguna jika memiliki beberapa pilihan reduksi gigi rasio dengan tujuan untuk memaksimalkan laju motor pada kecepatan maksimum mesin.
Motor balap tidak harus berhadapan dengan kemacetan lalu lintas, yang mengharuskan pengendara melakukan stop-and-go, melewati persimpangan dan harus hati-hati toleh kanan-kiri, atau bahkan mendaki gunung melewati lembah dengan kecepatan rendah. Motor balap juga tidak memiliki aturan agar hemat bahan-bakar saat berjalan pada RPM rendah. Oleh karena itu, masuk akal bila memiliki gigi rasio yang mendukung situasi mengemudi yang tidak memerlukan variasi gigi rasio seperti di lalu lintas pada umumnya. Dan karenanya seringkali transmisi standard pabrikan hanya beberapa gigi yang secara efektif berguna pada situasi balap. Jika memakai transmisi standard, pada road race misalnya, seringkali setelah lepas start, gigi pertama dan kedua jarang dipakai lagi. Lebih lanjut, gigi tertinggi (gigi 4) bisa jadi terlalu tinggi bagi motor sehingga RPM tertahan dan sulit mencapai top speed pada trek lurus dan panjang. Gigi paling tinggi haruslah membantu agar top speed motor dapat pas dengan RPM puncak tenaga mesin, dimana power mesin cukup untuk melawan hambatan udara dan berbagai impedansi.
Transmisi dengan rasio lebar mungkin juga secara mudah menjadi terlalu jauh untuk mendapatkan akselearasi yang cepat, dikarenakan antar perpindahan gigi membuat RPM menjadi turun begitu rendah. Misalkan kita bicara, sebuah mesin memiliki rentang tenaga antara 8500 – 10.000 RPM. Perpindahan gigi dari rasio 1.20 ke 0.9 akan menurunkan RPM sebanyak 25%. Bahaya bila kecepatan mesin jatuh terlalu jauh keluar zona tenaga. Dalam sekejab, jika gigi di umpan pada 10.000 RPM, mesin akan turun ke 7.500 RPM, dimana di area ini tenaga lebih kecil. Pendakian dari 7500 RPM ke 8500 RPM akan terasa berat, hingga saat dia memasuki power band sesungguhnya mesin akan bereaksi galak. Secara kontras, jika rasio diubah menjadi 1.150 dan pasangannya 1.000 nilai ini menghasilkan penurunan RPM hanya sebesar 13%. Dioper pada 10.000 RPM dan mesin masih cepat teriak di 8.700 RPM menuju 10.000 RPM lagi dengan waktu singkat.
Close rasio gearbox : Yamaha Jupiter Z / Vega, Yamaha F1zr, Suzuki Smash/shogun, Honda Supra/Legenda, Honga Tiger.
Labels: Racing